29 October 2017

Tugas Menyimak 3 : Anak Berbakat (Adaptasi Film Gifted)

Di Surabaya, Rani, anak perempuan berusia tujuh tahun tinggal Bersama pamannya yang bernama Toto. Toto adalah paman yang mendapat hak asuh dari ibu Rani, Laila, yang meninggal ketika Rani masih bayi. Di hari pertama sekolah dasarnya, Rani bertemu gurunya yang bernama Tati. Ketika pertama kali memberikan soal matematika kepada murid – muridnya, Tati menyadari bahwa Rani adalah siswa yang sangat berbakat. Ketika ditanya soal matematika yang lebih sulit, Rani bisa menjawabnya dengan mudah.
          Di hari yang sama, Rani memaksa kepala sekolah, Ibu Lina, untuk memanggil pamannya untuk membawanya pulang. Paman Toto akhirnya menjemput Rani dari sekolah. Pada saat berkenalan pertama kali, Ibu Tuti mengira bahwa Rani adalah anak Paman Toto dan mengatakan pada Paman Toto bahwa Rani adalah anak yang sangat berbakat. Awalnya, lalu Ibu Tuti mengatakan bahwa Rani bisa menjawab soal matematika yang sangat sulit untuk usia Rani yang masih tujuh tahun. Paman Toto awalnya tidak percaya, namun akhirnya mengatakan bahwa mengapa Rani bisa menjawab soal matematika yang sulit itu, karena Rani belajar dengan metode bernama Trachtenberg dan mengatakan bahwa dirinya juga belajar dengan metode tersebut ketika umurnya delapan tahun.
          Ibu Tuti akhirnya mencari tentang metode Trachtenberg di Internet. Sepulangnya dari sekolah, Paman Toto mengajak Rani untuk ikut ke tempat kerjanya. Rani meminta maaf pada Paman Toto karena memaksa kepala sekolah untuk menelpon Paman Toto dan membawanya pulang. Paman Toto menanyakan bagaimana hari pertama Rani di sekolah, dan Rani bercerita bahwa ia bertemu seorang anak laki – laki yang menurutnya aneh. Paman Toto mengajak Rani untuk bermain di pantai, mereka juga membawa kucing peliharaan mereka, Leo. Pada saat bermain di pantai, Rani bertanya apakah ibunya menginginkan dirinya pergi ke sekolah. Paman Toto menjawab dengan ibunya hanya mengingkan Rani untuk mendapatkan banyak teman dan kesadaran terhadap orang lain.
Di lain hari, Rani membawa Leo ke sekolah untuk menceritakannya kepada teman sekelasnya. Leo hanya memiliki satu mata, dan ini membuat teman Rani bertanya mengapa Leo hanya memiliki satu mata. Rani mengatakan bahwa ia tidak tahu mengapa, karena ia menemukan Leo di tempat sampah di samping botol kaca. Rani juga mengatakan bahwa Leo adalah kucing yang sangat pintar tapi tidak ada yang pernah menyadarinya.
Keesokan harinya, Ibu Tuti memberikan selembar soal matematika kepada kelasnya. Ajaibnya, Rani bisa mengerjakannya dengan sangat cepat. Hingga akhirnya, Ibu Tuti memberikan selembar soal lainnya dengan tingkat kesulitan yang jauh untuk anak umur tujuh tahun dan diselesaikan dengan waktu yang cepat juga oleh Rani. Di hari yang sama, Ibu Tuti mencari nama Paman Toto di Internet dan menemukan nama ibu Rani, Laila. Yang ternyata adalah seorang ahli matematika yang sedang menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke, dan menemukan bahwa Laila telah meninggal karena bunuh diri. Malamnya, Ibu Tuti bertemu Paman Toto di sebuah restoran dan Paman Toto bercerita banyak tentang Laila, yang ternyata bukan bunuh diri tapi karena putus asa karena tidak bisa menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke dan baru saja melahirkan Rani.
Pagi harinya, ketika Rani pergi ke sekolah dengan jemputan. Teman laki – lakinya yang dikatakan aneh olehnya di hari pertama sekolah, diledek oleh siswa lain yang ikut jemputan yang sama. Rani membela temannya dan melawan siswa lain tersebut dengan memukulnya, dan membuat Paman Toto dipanggil ke sekolah.
Pada kesempatan yang sama, Ibu Kepala Sekolah, Ibu Lina, mengatakan bahwa karena perilaku Rani, Rani bisa dikeluarkan dari sekolah. Namun, Paman Toto mengatakan bahwa dia sangat tidak setuju jika Rani dikeluarkan dari sekolah hanya karena membela temannya. Ibu Lina juga mengatakan bahwa ia bisa mengirim Rani mendapat beasiswa di sekolah khusus anak – anak berbakat. Paman Toto menolak tawaran tersebut.
Sepulangnya dari sekolah, Rani dan Paman Toto melihat seorang wanita berdiri di depan pintu rumah mereka. Ternyata itu adalah nenek Rani dan ibu dari Paman Toto. Dari neneknya, Rani mendapat banyak hadiah. Buku – buku matematika dan komputer baru. Nenek Rani adalah seorang ahli matematika dari Inggris dan mendatangi Rani dan Paman Toto karena ia mendapat informasi bahwa cucunya ternyata juga berbakat dalam bidang matematika. Setelah kedatangan neneknya, Rani menjadi anak yang hampir tidak pernah bermain layaknya anak – anak usianya. Dia selalu mengerjakan soal – soal matematika dari buku yang diberikan oleh neneknya. Dan ini membuat Paman Toto tidak senang.
Ketika Rani pergi ke Jakarta untuk berlibur di rumah nenek, nenek memperlihatkan foto – foto masa mudanya dan foto Laila, ibu Rani. Bersama neneknya, Rani pergi ke salahsatu universitas ternama di Jakarta dan bertemu salahsatu profesor matematika di sana. Di universitas tersebut, Rina harus menyelesaikan soal matematika yang sangat sulit, ekuasi Navier-Stoke.
Ketika Rani kembali ke Surabaya, hak asuh Rani mulai diperebutkan antara nenek dan Paman Toto. Nenek mengatakan bahwa Paman Toto tidak berhak mengasuh Rani karena pekerjaannya yang hanya reparator kapal, bukanlah pekerjaan yang mapan. Namun, pada akhirnya keputusan berakhir dengan Rani yang diasuh oleh orang tua asuh.
Namun, dengan diasuhnya Rani oleh orang tua asuh membuat Rani tidak mau menemui Paman Toto. Hingga akhirnya, Ibu Tuti menemukan brosur bahwa Leo, kucing peliharaan Rani, berada di dokter hewan. Paman Toto menyadari bahwa ini adalah keputusan ibunya untuk memberikan Leo kepada dokter hewan, karena ibunya alergi dengan kucing. Di waktu yang sama, ia juga menyadari bahwa ibunya telah memaksa Rani untuk belajar menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke yang belum sempat diselesaikan oleh kakaknya, Laila.
Paman Toto mengambil Leo yang sebelumnya akan di-anestesi di dokter hewan dan mengajak tetangganya, Yani, untuk menjemput Rani dari rumah orang tua asuhnya. Setelah bertemu Rani dan ibunya, Paman Toto menjelaskan bahwa sebenarnya Laila sudah menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke. Namun, Laila ingin hasilnya dipublikasikan setelah dirinya meninggal dan dipublikasikan dengan atas nama ibu mereka.

No comments:

Post a Comment