Di Surabaya, Rani, anak
perempuan berusia tujuh tahun tinggal Bersama pamannya yang bernama Toto. Toto
adalah paman yang mendapat hak asuh dari ibu Rani, Laila, yang meninggal ketika
Rani masih bayi. Di hari pertama sekolah dasarnya, Rani bertemu gurunya yang
bernama Tati. Ketika pertama kali memberikan soal matematika kepada murid –
muridnya, Tati menyadari bahwa Rani adalah siswa yang sangat berbakat. Ketika
ditanya soal matematika yang lebih sulit, Rani bisa menjawabnya dengan mudah.
Di hari yang sama, Rani memaksa kepala sekolah, Ibu Lina,
untuk memanggil pamannya untuk membawanya pulang. Paman Toto akhirnya menjemput
Rani dari sekolah. Pada saat berkenalan pertama kali, Ibu Tuti mengira bahwa
Rani adalah anak Paman Toto dan mengatakan pada Paman Toto bahwa Rani adalah
anak yang sangat berbakat. Awalnya, lalu Ibu Tuti mengatakan bahwa Rani bisa
menjawab soal matematika yang sangat sulit untuk usia Rani yang masih tujuh
tahun. Paman Toto awalnya tidak percaya, namun akhirnya mengatakan bahwa mengapa
Rani bisa menjawab soal matematika yang sulit itu, karena Rani belajar dengan metode
bernama Trachtenberg dan mengatakan
bahwa dirinya juga belajar dengan metode tersebut ketika umurnya delapan tahun.
Ibu Tuti akhirnya mencari tentang metode Trachtenberg di Internet. Sepulangnya
dari sekolah, Paman Toto mengajak Rani untuk ikut ke tempat kerjanya. Rani
meminta maaf pada Paman Toto karena memaksa kepala sekolah untuk menelpon Paman
Toto dan membawanya pulang. Paman Toto menanyakan bagaimana hari pertama Rani
di sekolah, dan Rani bercerita bahwa ia bertemu seorang anak laki – laki yang
menurutnya aneh. Paman Toto mengajak Rani untuk bermain di pantai, mereka juga
membawa kucing peliharaan mereka, Leo. Pada saat bermain di pantai, Rani
bertanya apakah ibunya menginginkan dirinya pergi ke sekolah. Paman Toto
menjawab dengan ibunya hanya mengingkan Rani untuk mendapatkan banyak teman dan
kesadaran terhadap orang lain.
Di
lain hari, Rani membawa Leo ke sekolah untuk menceritakannya kepada teman
sekelasnya. Leo hanya memiliki satu mata, dan ini membuat teman Rani bertanya
mengapa Leo hanya memiliki satu mata. Rani mengatakan bahwa ia tidak tahu
mengapa, karena ia menemukan Leo di tempat sampah di samping botol kaca. Rani
juga mengatakan bahwa Leo adalah kucing yang sangat pintar tapi tidak ada yang
pernah menyadarinya.
Keesokan
harinya, Ibu Tuti memberikan selembar soal matematika kepada kelasnya.
Ajaibnya, Rani bisa mengerjakannya dengan sangat cepat. Hingga akhirnya, Ibu
Tuti memberikan selembar soal lainnya dengan tingkat kesulitan yang jauh untuk
anak umur tujuh tahun dan diselesaikan dengan waktu yang cepat juga oleh Rani.
Di hari yang sama, Ibu Tuti mencari nama Paman Toto di Internet dan menemukan nama
ibu Rani, Laila. Yang ternyata adalah seorang ahli matematika yang sedang
menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke, dan
menemukan bahwa Laila telah meninggal karena bunuh diri. Malamnya, Ibu Tuti
bertemu Paman Toto di sebuah restoran dan Paman Toto bercerita banyak tentang
Laila, yang ternyata bukan bunuh diri tapi karena putus asa karena tidak bisa
menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke dan
baru saja melahirkan Rani.
Pagi
harinya, ketika Rani pergi ke sekolah dengan jemputan. Teman laki – lakinya
yang dikatakan aneh olehnya di hari pertama sekolah, diledek oleh siswa lain
yang ikut jemputan yang sama. Rani membela temannya dan melawan siswa lain
tersebut dengan memukulnya, dan membuat Paman Toto dipanggil ke sekolah.
Pada
kesempatan yang sama, Ibu Kepala Sekolah, Ibu Lina, mengatakan bahwa karena
perilaku Rani, Rani bisa dikeluarkan dari sekolah. Namun, Paman Toto mengatakan
bahwa dia sangat tidak setuju jika Rani dikeluarkan dari sekolah hanya karena
membela temannya. Ibu Lina juga mengatakan bahwa ia bisa mengirim Rani mendapat
beasiswa di sekolah khusus anak – anak berbakat. Paman Toto menolak tawaran
tersebut.
Sepulangnya
dari sekolah, Rani dan Paman Toto melihat seorang wanita berdiri di depan pintu
rumah mereka. Ternyata itu adalah nenek Rani dan ibu dari Paman Toto. Dari
neneknya, Rani mendapat banyak hadiah. Buku – buku matematika dan komputer
baru. Nenek Rani adalah seorang ahli matematika dari Inggris dan mendatangi
Rani dan Paman Toto karena ia mendapat informasi bahwa cucunya ternyata juga
berbakat dalam bidang matematika. Setelah kedatangan neneknya, Rani menjadi
anak yang hampir tidak pernah bermain layaknya anak – anak usianya. Dia selalu
mengerjakan soal – soal matematika dari buku yang diberikan oleh neneknya. Dan
ini membuat Paman Toto tidak senang.
Ketika
Rani pergi ke Jakarta untuk berlibur di rumah nenek, nenek memperlihatkan foto
– foto masa mudanya dan foto Laila, ibu Rani. Bersama neneknya, Rani pergi ke
salahsatu universitas ternama di Jakarta dan bertemu salahsatu profesor
matematika di sana. Di universitas tersebut, Rina harus menyelesaikan soal
matematika yang sangat sulit, ekuasi Navier-Stoke.
Ketika
Rani kembali ke Surabaya, hak asuh Rani mulai diperebutkan antara nenek dan
Paman Toto. Nenek mengatakan bahwa Paman Toto tidak berhak mengasuh Rani karena
pekerjaannya yang hanya reparator kapal, bukanlah pekerjaan yang mapan. Namun,
pada akhirnya keputusan berakhir dengan Rani yang diasuh oleh orang tua asuh.
Namun,
dengan diasuhnya Rani oleh orang tua asuh membuat Rani tidak mau menemui Paman
Toto. Hingga akhirnya, Ibu Tuti menemukan brosur bahwa Leo, kucing peliharaan
Rani, berada di dokter hewan. Paman Toto menyadari bahwa ini adalah keputusan
ibunya untuk memberikan Leo kepada dokter hewan, karena ibunya alergi dengan
kucing. Di waktu yang sama, ia juga menyadari bahwa ibunya telah memaksa Rani
untuk belajar menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke
yang belum sempat diselesaikan oleh kakaknya, Laila.
Paman
Toto mengambil Leo yang sebelumnya akan di-anestesi di dokter hewan dan
mengajak tetangganya, Yani, untuk menjemput Rani dari rumah orang tua asuhnya.
Setelah bertemu Rani dan ibunya, Paman Toto menjelaskan bahwa sebenarnya Laila
sudah menyelesaikan ekuasi Navier-Stoke. Namun,
Laila ingin hasilnya dipublikasikan setelah dirinya meninggal dan dipublikasikan
dengan atas nama ibu mereka.
No comments:
Post a Comment