Biasanya
saat kita berlibur kita akan memilih untuk pergi ke tempat – tempat yang belum
pernah kita datangi atau lebih memilih untuk berlibur di kota sendiri atau yang
lebih dikenal sebagai staycation. Atau
bahkan tidak kemana – mana melainkan di rumah saja.
Berlibur
memang harus direncanakan jauh – jauh hari untuk menghindari harga tiket yang
menjulang tinggi karena high season, dan
kemacetan yang menjadi sahabat baik kita setiap pulang beraktifitas di sore
hari.
Jika
anda adalah orang yang lebih senang berada di rumah ketika musim liburan,
cobalah berwisata literasi. Menurut Idris Apandi, dalam tulisannya di blog Kompasiana,
wisata literasi adalah sebuah wisata yang dilakukan dengan membaca atau
menulis. Menurutnya juga, membaca dapat berarti membaca buku, jurnal, majalah,
surat kabar. Sedangkan untuk menulis, bisa dimana saja asal kenyamanan menjadi
syarat yang utama.
Wisata
literasi bisa dijadikan pilihan untuk liburan yang cukup terjangkau dan kita
tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk memesan tiket pesawat juga hotel
karena takut overbooked. Adanya
wisata literasi juga bisa digunakan untuk membaca novel – novel yang belum kita
baca sebelumnya, atau bahkan mulai menulis cerita atau bahkan puisi.
Wisata
literasi juga bisa diartikan sebagai wisata belajar, wisata ini dilakukan
dengan berkunjung ke museum yang dibangun sebagai apresiasi atas suatu karya.
Seperti Museum Kafka di Praha yang didedikasikan untuk penulis Franz Kafka,
seorang penulis asal Praha yang banyak menulis novel juga melukis. Semasa
hidupnya, Kafka sering menulis surat, catatan harian, bahkan melukis. Di Museum
Kafka ini, karya Kafka seperti yang disebut di atas ditampilkan.
![]() |
| Frans Kafka Museum, Praha, Cekoslovakia Sumber Foto |
Sama seperti Franz Kafka, penulis Denmark, Hans Christian Andersen juga diapresiasi atas karya – karyanya dengan dibangunnya The Hans Christian Andersen Museum di kota kelahirannya di Odense, Denmark yang dibuka untuk umum sekitar tahun 1908. Di museum ini, kita bisa belajar tentang kehidupan Andersen yang dulunya adalah seorang anak pembuat sepatu hingga menjadi seorang penulis dongeng yang sangat handal dan dikenal, juga melihat diorama dari dongeng yang ditulis oleh Hans Christian Andersen.
![]() |
| The Hans Christian Andersen Museum, Odense, Denmark Sumber Foto |
Banyak
karya dari Andersen yang diangkat ke layar lebar, seperti Jack and the
Beanstalk, The Ugly Duckling, The Little Mermaid, dan The Snow Queen.
Kebanyakan dari dongeng ini diangkat ke layar lebar oleh Disney. The Snow Queen
sendiri diangkat ke layar lebar dengan nama Frozen yang tayang sekitar tahun
2013.
Jika di
Ceko dan Denmark ada Museum Kafka dan The Hans Christian Andersen, Belanda
punya Anne Frank House. Terletak di Amsterdam, museum ini menjadi museum ketiga
yang paling sering dikunjungi di Belanda setelah Rijksmuseum dan Van Gogh
Museum. Anne Frank menjadi salahsatu korban dari kejadian Holocaust, dan
terkenal karena catatan hariannya ketika Perang Dunia kedua yang berjudul “The
Diary of a Young Girl”.
![]() |
| Anne Frank Museum, Amsterdam, Belanda Sumber Foto |
Setelah berbicara tentang museum-museum yang berada di luar negeri, mari kita kembali ke Indonesia. Indonesia juga punya banyak museum yang bisa kita datangi, mulai dari Monumen Nasional (MONAS) yang juga menjadi landmark ibu kota Jakarta hingga Galeri Nasional Indonesia.
Berbeda
dengan MONAS yang menampilkan diorama – diorama, Galeri Nasional Indonesia
adalah sebuah museum yang menampilkan karya seni, baik dari Indonesia maupun
mancanegara.
![]() |
| Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi |
Mengunjungi Galeri Nasional Indonesia bisa menjadi salahsatu opsi kita dalam mengisi liburan untuk berwisata literasi, di dalamnya terdapat banyak karya seni, mulai dari karya lukis, karya seni rupa, hingga yang bertipe kontemporer dan lain – lain. Karya lukisan pelukis kawakan Indonesia seperti Affandi dan Raden Saleh juga ditampilkan di galeri ini. Hal terbaiknya adalah ada bulan – bulan tertentu di mana Galeri Nasional Indonesia mengadakan eksibisi yang dibuka untuk umum. Selain untuk mengapresiasi karya – karya para seniman, baik seniman Indonesia dan mancanegara, tidak ada biaya tiket juga bisa menjadi pilihan tempat untuk kita datangi untuk liburan kita yang akan datang.
Selain
gembira karena berwisata, berwisata literasi juga dapat memberi kita banyak informasi
tentang suatu buku ataupun tempat. Dengan membaca buku, seperti ensiklopedia
misalnya. Kita bisa mengetahui dan belajar banyak tentang sesuatu ditemukan, tercipta,
sampai akhirnya banyak dikenal orang di dunia. Kita juga bisa mempelajari
tentang orang yang berjasa menemukan barang tersebut. Misalnya, ensiklopedia
Alexander Graham Bell yang menemukan telepon, atau ensiklopedia Issac Newton
yang menemukan hukum gravitasi.
Ensiklopedia
dan Novel seri bisa menjadi salahsatu pilihan untuk menjadi wisata literasi. Kebanyakan,
ensiklopedia terdiri atas beberapa seri. Dengan begitu, kita bisa membaca
ensiklopedia dari satu seri ke seri selanjutnya tanpa bosan. Sedangkan novel
seri seperti 5 Sekawan karya Enid
Blyton juga bisa kita baca sambil mengisi liburan kita, jalur cerita yang menarik
seakan membuat kita tidak pernah bosan untuk kerap membacanya. Selain novel seri
seperti 5 Sekawan karya Enid Blyton, kita juga bisa membaca Harry Potter atau The Chronicles of Narnia karya J.K. Rowling dan C.S. Lewis.
Keduanya juga penulis yang sama hebatnya dengan Enid Blyton dengan karyanya
yang mendunia.
Sedangkan
untuk tempat, berkunjung ke museum juga bisa memberikan kita banyak informasi tentang
tokoh – tokoh, cerita melalui diorama yang ditampilkan dalam museum itu. Atau,
jika kita berkunjung ke Galeri Nasional, kita bisa melihat dan mengapresiasi
karya yang diciptakan para seniman Indonesia maupun mancanegara. Selain melihat
dan mengapresiasi karya – karya mereka, kita juga bisa menonton sejarah hidup
mereka.
Sebagai
penutup, adanya wisata literasi bisa menjadi pilihan untuk mengisi liburan. Yang
menjadi pertimbangan adalah biayanya tidak terlalu mahal dan bisa dilakukan di
mana saja, termasuk di rumah. Entah dengan membaca buku; baik itu ensiklopedia,
biografi, atau novel. Tanpa harus stress akan harga tiket yang mahal atau hotel
yang sudah penuh di pesan di mana – mana.
Berwisata
literasi juga bisa menjadi sarana pembelajaran. Dengan mengunjungi museum –
museum yang terdapat di kota kita, kita bisa mengetahui dan menghargai sejarah suatu
negara bahkan tokoh. Museum Kafka di Ceko, The Hans Christian Andersen Museum
di Denmark, Anne Frank House di Amsterdam menjadi tiga dari banyak museum di dunia
yang bisa kita kunjungi untuk mempelajari sejarah dunia juga tokoh itu sendiri.
Sebenarnya,
liburan tidak harus selalu diisi dengan berkunjung ke suatu tempat, berkunjung
ke rumah sanak saudara. Tapi, berlibur juga bisa diisi dengan membaca buku,
mengunjungi museum, atau bahkan menulis buku atau cerpen yang nantinya bisa
kita kembangkan menjadi novel. Entah novel tunggal atau novel seri, seperti Harry Potter yang punya 7 seri. Dan setiap
serinya rilis, semua orang di dunia langsung mencari dan membeli buku tersebut.
Dengan begitu, berwisata
literasi sangat bisa dijadikan pilihan untuk mengisi liburan, baik pribadi ataupun
keluarga.
Sumber Tulisan :
Sumber Foto :
Sudah dicantumkan melalui Hyperlink




No comments:
Post a Comment