20 November 2018

Tugas Kepariwisataan : Wisata Literasi

           Biasanya saat kita berlibur kita akan memilih untuk pergi ke tempat – tempat yang belum pernah kita datangi atau lebih memilih untuk berlibur di kota sendiri atau yang lebih dikenal sebagai staycation. Atau bahkan tidak kemana – mana melainkan di rumah saja.
          Berlibur memang harus direncanakan jauh – jauh hari untuk menghindari harga tiket yang menjulang tinggi karena high season, dan kemacetan yang menjadi sahabat baik kita setiap pulang beraktifitas di sore hari.
          Jika anda adalah orang yang lebih senang berada di rumah ketika musim liburan, cobalah berwisata literasi. Menurut Idris Apandi, dalam tulisannya di blog Kompasiana, wisata literasi adalah sebuah wisata yang dilakukan dengan membaca atau menulis. Menurutnya juga, membaca dapat berarti membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar. Sedangkan untuk menulis, bisa dimana saja asal kenyamanan menjadi syarat yang utama.
          Wisata literasi bisa dijadikan pilihan untuk liburan yang cukup terjangkau dan kita tidak perlu menghabiskan waktu banyak untuk memesan tiket pesawat juga hotel karena takut overbooked. Adanya wisata literasi juga bisa digunakan untuk membaca novel – novel yang belum kita baca sebelumnya, atau bahkan mulai menulis cerita atau bahkan puisi.
          Wisata literasi juga bisa diartikan sebagai wisata belajar, wisata ini dilakukan dengan berkunjung ke museum yang dibangun sebagai apresiasi atas suatu karya. Seperti Museum Kafka di Praha yang didedikasikan untuk penulis Franz Kafka, seorang penulis asal Praha yang banyak menulis novel juga melukis. Semasa hidupnya, Kafka sering menulis surat, catatan harian, bahkan melukis. Di Museum Kafka ini, karya Kafka seperti yang disebut di atas ditampilkan.
Frans Kafka Museum, Praha, Cekoslovakia
Sumber Foto 

         
Sama seperti Franz Kafka, penulis Denmark, Hans Christian Andersen juga diapresiasi atas karya – karyanya dengan dibangunnya The Hans Christian Andersen Museum di kota kelahirannya di Odense, Denmark yang dibuka untuk umum sekitar tahun 1908. Di museum ini, kita bisa belajar tentang kehidupan Andersen yang dulunya adalah seorang anak pembuat sepatu hingga menjadi seorang penulis dongeng yang sangat handal dan dikenal, juga melihat diorama dari dongeng yang ditulis oleh Hans Christian Andersen.
The Hans Christian Andersen Museum, Odense, Denmark
Sumber Foto

          Banyak karya dari Andersen yang diangkat ke layar lebar, seperti Jack and the Beanstalk, The Ugly Duckling, The Little Mermaid, dan The Snow Queen. Kebanyakan dari dongeng ini diangkat ke layar lebar oleh Disney. The Snow Queen sendiri diangkat ke layar lebar dengan nama Frozen yang tayang sekitar tahun 2013.
          Jika di Ceko dan Denmark ada Museum Kafka dan The Hans Christian Andersen, Belanda punya Anne Frank House. Terletak di Amsterdam, museum ini menjadi museum ketiga yang paling sering dikunjungi di Belanda setelah Rijksmuseum dan Van Gogh Museum. Anne Frank menjadi salahsatu korban dari kejadian Holocaust, dan terkenal karena catatan hariannya ketika Perang Dunia kedua yang berjudul “The Diary of a Young Girl”.
Anne Frank Museum, Amsterdam, Belanda
Sumber Foto

         
Setelah berbicara tentang museum-museum yang berada di luar negeri, mari kita kembali ke Indonesia. Indonesia juga punya banyak museum yang bisa kita datangi, mulai dari Monumen Nasional (MONAS) yang juga menjadi landmark ibu kota Jakarta hingga Galeri Nasional Indonesia.
          Berbeda dengan MONAS yang menampilkan diorama – diorama, Galeri Nasional Indonesia adalah sebuah museum yang menampilkan karya seni, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Indonesia
Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

         
Mengunjungi Galeri Nasional Indonesia bisa menjadi salahsatu opsi kita dalam mengisi liburan untuk berwisata literasi, di dalamnya terdapat banyak karya seni, mulai dari karya lukis, karya seni rupa, hingga yang bertipe kontemporer dan lain – lain. Karya lukisan pelukis kawakan Indonesia seperti Affandi dan Raden Saleh juga ditampilkan di galeri ini. Hal terbaiknya adalah ada bulan – bulan tertentu di mana Galeri Nasional Indonesia mengadakan eksibisi yang dibuka untuk umum. Selain untuk mengapresiasi karya – karya para seniman, baik seniman Indonesia dan mancanegara, tidak ada biaya tiket juga bisa menjadi pilihan tempat untuk kita datangi untuk liburan kita yang akan datang.
          Selain gembira karena berwisata, berwisata literasi juga dapat memberi kita banyak informasi tentang suatu buku ataupun tempat. Dengan membaca buku, seperti ensiklopedia misalnya. Kita bisa mengetahui dan belajar banyak tentang sesuatu ditemukan, tercipta, sampai akhirnya banyak dikenal orang di dunia. Kita juga bisa mempelajari tentang orang yang berjasa menemukan barang tersebut. Misalnya, ensiklopedia Alexander Graham Bell yang menemukan telepon, atau ensiklopedia Issac Newton yang menemukan hukum gravitasi.
          Ensiklopedia dan Novel seri bisa menjadi salahsatu pilihan untuk menjadi wisata literasi. Kebanyakan, ensiklopedia terdiri atas beberapa seri. Dengan begitu, kita bisa membaca ensiklopedia dari satu seri ke seri selanjutnya tanpa bosan. Sedangkan novel seri seperti 5 Sekawan karya Enid Blyton juga bisa kita baca sambil mengisi liburan kita, jalur cerita yang menarik seakan membuat kita tidak pernah bosan untuk kerap membacanya. Selain novel seri seperti 5 Sekawan karya Enid Blyton, kita juga bisa membaca Harry Potter atau The Chronicles of Narnia karya J.K. Rowling dan C.S. Lewis. Keduanya juga penulis yang sama hebatnya dengan Enid Blyton dengan karyanya yang mendunia.
          Sedangkan untuk tempat, berkunjung ke museum juga bisa memberikan kita banyak informasi tentang tokoh – tokoh, cerita melalui diorama yang ditampilkan dalam museum itu. Atau, jika kita berkunjung ke Galeri Nasional, kita bisa melihat dan mengapresiasi karya yang diciptakan para seniman Indonesia maupun mancanegara. Selain melihat dan mengapresiasi karya – karya mereka, kita juga bisa menonton sejarah hidup mereka.
          Sebagai penutup, adanya wisata literasi bisa menjadi pilihan untuk mengisi liburan. Yang menjadi pertimbangan adalah biayanya tidak terlalu mahal dan bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Entah dengan membaca buku; baik itu ensiklopedia, biografi, atau novel. Tanpa harus stress akan harga tiket yang mahal atau hotel yang sudah penuh di pesan di mana – mana.
          Berwisata literasi juga bisa menjadi sarana pembelajaran. Dengan mengunjungi museum – museum yang terdapat di kota kita, kita bisa mengetahui dan menghargai sejarah suatu negara bahkan tokoh. Museum Kafka di Ceko, The Hans Christian Andersen Museum di Denmark, Anne Frank House di Amsterdam menjadi tiga dari banyak museum di dunia yang bisa kita kunjungi untuk mempelajari sejarah dunia juga tokoh itu sendiri.
          Sebenarnya, liburan tidak harus selalu diisi dengan berkunjung ke suatu tempat, berkunjung ke rumah sanak saudara. Tapi, berlibur juga bisa diisi dengan membaca buku, mengunjungi museum, atau bahkan menulis buku atau cerpen yang nantinya bisa kita kembangkan menjadi novel. Entah novel tunggal atau novel seri, seperti Harry Potter yang punya 7 seri. Dan setiap serinya rilis, semua orang di dunia langsung mencari dan membeli buku tersebut.
Dengan begitu, berwisata literasi sangat bisa dijadikan pilihan untuk mengisi liburan, baik pribadi ataupun keluarga.

Sumber Tulisan :

Sumber Foto :
Sudah dicantumkan melalui Hyperlink



No comments:

Post a Comment